
Sungguh luar biasa ketika terdengar sayup-sayup suara lembut namun begitu tegas kalimat yang begitu dikenal seluruh staf di Gedung Putih. Namun tidak begitu akrab ditelinganya tiba-tiba terdengar, "Apa kabar," berubah menjadi kalimat yang begitu samar dan aneh terdengar.
Saat menoleh ke arah sumber suara, ia begitu terkejut bukan kepalang, ternyata dihadapannya telah berdiri seseorang yang memiliki pengaruh terhadap berbagai negara di dunia ini. Presiden AS Barack Obama, itulah yang ada dihadapannya. Kebijakan maupun perbuatan Obama, bukan hanya individu, bahkan institusi setingkat negara merunut kebijakan dari negeri tersebut.
Tidak pernah terpikirkan Putra Nababan, wakil pemimpin redaksi stasiun televisi RCTI dapat bertemu langsung dan berdialog langsung dengan seorang Presiden AS yang konon juga dapat dikatakan pemimpin seluruh negara. Hal yang sangat haru sekaligus membanggakan karena tidak semua orang dapat melakukannya.
Orang sekaya apapun atau setinggi apapun jabatannya di sebuah negara, belum tentu dapat mengalamin kejadian seperti halnya yang dilakukan Putra. "Ini merupakan suatu kehormatan yang berharga bagi saya bisa berdialog langsung dengan Obama," tutur Putra, pemuda asal Sumatera Utara, kepada Waspada Online.
Walaupun Putra bersekolah dan kuliah di Iowa dan Nebraska, AS, dirinya juga tidak dapat memiliki kesempatan yang sama berkunjung dan bertemu dengan presiden ditempatnya mengampu pendidikan.
Putra merasakan seorang sosok yang hangat dan mudah bergaul ketika bertemu dengan Obama. Dia menilai, presiden pertama dari kulit hitam dan tergolong muda dari 44 pria yang pernah menjadi Presiden AS tersebut begitu energik dan serius dalam menghadapi persoalan yang tengah dihadapi negaranya. "Namun begitu bertemu dengan kita, beliau begitu antusias dan serius untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada, bahkan saya sebutkan, bahasa Indonesianya cukup baik," lanjut Putra.
Bahasa Indonesia yang digunakan Obama dalam perbincangan, sebut anak ke dua dari politisi PDI-Perjuangan Panda Nababan ini, cukup lugas seorang berkewarganegaraan AS yang sehari-harinya berbahasa Inggris.
Obama juga menceritakan pada dirinya bagaimana tingkah laku Obama sewaktu kecil di Menteng Dalam. Dirinya sama halnya seperti anak kecil lainnya yakni membaca komik. Bacaan pengantar tidur anak yang telah dibacanya mulai dari cerita Hanoman hingga Petruk, yang sudah sangat langka anak-anak sekarang membacanya.
Walaupun dirinya bersekolah dan berkuliah dengan jurusan jurnaslistik di AS, hingga kini dirinya menjabat sebagai orang nomor dua di redaksi RCTI, tidak berarti dirinya lancar berkomunikasi dengan Obama. Putra juga mengalami halnya kebanyakan orang ketika bertemu dengan orang yang memiliki pengaruh terhadap dunia sekelas Obama: kegugupan. "Bohong kalai tidak gugup dan grogi. Saya juga canggung berhadapan dengan Obama. Deg-degan itu pasti," sebut Putra yang kini telah menjadi ayah dari dua anaknya.
Kini, tambah Putra, setelah bertemu dan dapat berbincang dengan Obama, dirinya tidak merasa berpuas hati dengan apa yang telah didapatkannya saat ini. Pertemuan dengan orang yang memiliki tingkat pengamanan nomor satu di dunia ini akan menjadi motivasi dirinya untuk memperbaiki diri terus menerus.
[.waspada.co.id]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar